Petani Bawang Merah Minta Pemerintah Jaga Kestabilan Harga

20-03-2019 / KOMISI XI
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Soepriyatno saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan masyarakat penerima Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) klaster bawang merah di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Foto: Dep/rni

 

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Soepriyatno mengatakan, di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, bawang merah merupakan salah satu komoditas yang sangat penting keberadaannya, karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Oleh karenanya pemerintah diharapkan bisa menjaga kestabilan harga bawang merah dengan tetap mempertimbangkan harga pokok produksinya.

 

“Petani bawang merah di Kabupaten Nganjuk meminta agar pemerintah menjaga kestabilan harga bawang merah. Pemerintah jangan doyan impor, karena hal ini bisa berbahaya," tandas Soepriyatno usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan masyarakat penerima Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) klaster bawang merah di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, Selasa (19/3/2019).

 

Dikatakannya, jangan karena inflasi, harga bawang merah hasil produksi petani langsung dihancurkan dengan kebijakan pemerintah yang mengimpor bawang merah secara besar-besaran. “Akibatnya banyak bawang merah hasil produksi para petani menjadi tidak laku. Kebijakan impor oleh pemerintah tersebut akan menghancurkan hasil produksi dalam negeri. Kita harus memproteksi pertanian dalam negeri, supaya semua kebutuhan bisa kita penuhi," ujarnya.

 

Masalah pangan merupakan urusan yang sangat strategis, sambungnya, oleh sebab itu kita jangan sampai bergantung pada impor. "Selain itu, para petani bawang merah di Nganjuk juga mengharapkan agar kualitas hasil produksi pertanian mereka bisa ditingkatkan dan memiliki varietas yang bagus dan unggul," ucap politisi Fraksi Partai Gerindra itu.

 

Soepriyatno menyampaikan, lahan di Indonesia banyak yang subur. Apabila harga bawang bagus, pasti hasil pertanian bawang merah juga akan banyak. "Kalau pertanian bawang merah tersebut banyak dan sentra bawang merahnya juga besar, maka produksi bisa kita penuhi, dan kita bisa swasembada," paparnya.

 

Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan, implementasi PSBI di Nganjuk sudah sangat bagus. PSBI tidak bisa menyelesaikan semua persoalan yang ada, karena PSBI hanyalah stimulus. "Yang bekerja untuk menyelesaikan masalah yang ada itu harusnya Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian, karena merekalah yang memiliki anggaran besar. Menteri Perdagangan harus bisa memasarkan hasil produksi Indonesia ke luar negeri, bukan memasarkan produk luar negeri ke Indonesia. Itu salah kaprah namanya," pungkasnya. (dep/sf)

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...